Jumat, 04 Maret 2011

Diserang Hama Tikus, Petani Gagal Panen

Semarang - Seluruh petani padi Desa Bejilor Kec. Suruh Kab. Semarang mengalami gagal panen di awal tahun 2011 ini. Hal ini dikarenakan adanya hama tikus yang menyerang tanaman padi mereka.

Banyak petani yang mengeluh melihat tanaman padi mereka. Panennya pada apus diserang hama. Tikus, ulat, jamur, bahkan cuaca yang buruk juga menjadi faktor dalam rusaknya hasil panen tanaman mereka.

Salam ( 43 ) adalah seorang petani padi di desa tersebut. Dia memanen padinya 3 kali dalam setahun. Namun periode awal ini tampaknya Salam harus merasakan kekecewaan. Hasil panennya mengalami penurunan drastis, yang biasanya menghasilkan 1 ton dalam sekali panen, namun di panen kali ini dia hanya menghasilkan 4 kuintal. Hal ini disebabkan karena adanya hama tikus yang menyerang padinya.
Datangnya hama tikus ini bisa dikatakan musiman. Ini terjadi pada musim penghujan yang berlangsung lama. Walaupun hal ini sudah bisa diantisipasi oleh para petani, namun tetap saja hama tikus ini menyerang tanaman mereka.

Menurut Salam, tikus yang menyerang padi ini ada 2 jenis, yaitu tikus lokal dan tikus hama. Tikus lokal bisa dikatakan sebagai tikus pendatang, jumlahnya tidak terlalu banyak dan lebih mudah dalam pembasmiannya. Berbeda dengan tikus hama, tikus ini sangat berbahaya, jumlahnya sangat banyak dan mereka membuat lubang-lubang di sawah sebagai rumahnya. Tikus ini sangant sulit untuk dibasmi. Sudah dengan berbagai cara Salam membasmi tikus ini. Mulai penangkapan menggunakan karung, penyemprotan dengan insektisida sampai dengan pemberian racun tikus, namun hama tikus tersebut masih tetap ada.

Pengalaman sama juga dialami oleh Suratmin ( 55 ), warga Desa Bejilor Kec. Suruh Kab. Semarang, yang biasanya bisa menghasilkan 7 kuintal dalam sekali panen, di periode ini Suratmin hanya bisa menghasilkan 2 kuintal. Penyebabnya sama yaitu hama tikus.

Selama ini biaya perawatan yang sudah dikeluarkan oleh Salam dan Suratmin sangat banyak. Misalnya untuk pembelian pupuk dan obat hama, ini kurang lebih berkisar Rp 500 ribuan. Belum lagi untuk perawatan lain yang tidak bisa dihitung secara pasti, yang jelas mencapai ratusan ribu rupiah.
Sehingga mereka mengatakan bahwa keuntungan yang didapat petani di periode ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan biaya perawatan. Bahkan menurut Salam dan Suratmin, di periode ini mereka tidak ada untung.

Harapan para petani Desa Bejilor, pihak pemerintah mau memberikan perhatian lebih terhadap tanaman mereka, khususnya pada tanaman padi yang sebagian besar dari petani adalah menanam padi. Misalnya dengan pemberian pupuk dan obat pembasmi hama padi. Selain itu petani juga berharap pemerintah bisa mengadakan penyuluhan tentang cara bercocok tanam padi yang baik karena selama ini masih ada petani Desa Bejilor yang belum begitu paham mengenai cara bercocok tanam yang baik, terutama bagi petani baru. ( sari )

0 comments:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India